Kamis, 25 Oktober 2018

psikologi peerkembangan masa pranatal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa pranatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau  masih berada di rahim ibu. Namun, banyak masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan dari mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Melihat keadaan masyarakat yang demikian, tentu sangat perlu untuk segera diluruskan. Inilah yang menyebabkan perkembangan masa pranatal perlu untuk dipelajari. Terutama yang perlu dipelajari yaitu tahapan selama masa pranatal, pengaruhnya terhadap tingkah laku sesudah dilahirkan, serta pendidikan yang baik selama masa pranatal.

1.2  Rumusan Masalah
1        Apakah yang dimaksud dengan arti masa pranatal?
2        Bagaimana konsepsi awal kehidupan periode pranatal?
3        Bagaimana perkembangan kehidupan periode pranatal ?
4        Apa saja faktor yang mempengaruhi periode pranatal?






1.3  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dapat dilihat sebagai berikut :
  1. Memenuhi tugas guru mata kuliah Psikologi Perkembangan
  2. Menambah referensi mengenai masa perkembangan Pranatal
  3. Mengetahui cirri perkembangan masa pranatal
  4. Mendalami pengetahuan tentang perkembangan masa pranatal
1.4  Manfaat
1.      Bagi penulis  dapat dijadikan ilmu tentang perkembangan masa pranatal.
2        Bagi guru dapat dijadikan pemahaman bahwa kepribadian siswa merupakan implikasi dari hasil perkembangan masa pranatal.
3        Bagi orang tua agar memahami serta dapat melakukan tindakan yang tepat saat menghadapi perkembangan masa pranatal.
4        Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan masukan bagi yang berkepentingan.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masa Pranatal 
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung telur (ovum)  wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.  Di lihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu
Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa dimana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan.
Penting untuk memahami tahap-tahap perkembangan pranatal sehingga kita dapat mengetahui efek-efek psikologis yang dapat terjadi jika perkembangan ini tidak berjalan dengan baik. Namun, meski kita perlu mengetahui apa yang terjadi dalam tahap-tahap utama perkembangan pranatal, kita juga harus ingat bahwa kita sedang mempelajari psikologi, bukan fisologi. Oleh karna itu, penting untuk memikirkan tentang dampak jangka panjang pengalaman-pengalaman pranatal pada perkembangan sosial, emosional, dan psikologis di kemudian hari. Karena alasan ini, fokus perkembangan pranatal dalam psikologis cenderung pada bagaimana perkembangan dapat di pengaruhi secara negatif oleh teratogen dan konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan panjang bagi perkembangan anak.
Merupakan hal yang janggal jika kita mengatakan bahwa perkembangan dimulai pada saat pembuahan, tetapi kita menghitung umur seseorang dari saat ia dilahirkan. Seolah-olah kita menganggap kejadian sebelum kelahiran kurang penting. Lingkungan di mana bayi yang belum dilahirkan itu tumbuh mempunyai pengaruh yang besar pada perkembangan selanjutnya, baik secara fisik maupun psikis. [1]
Walaupun masa pranatal ini relatif pendek, akan tetapi penting karena 4 hal, yaitu :
1.      Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditetapkan pada masa ini.
2.      Keadaan-keadaan yang menguntungkan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang di dapatkan dari wa-risan, sedangkan keadaan-keadaan  yang kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola perkembangan yang akan datang.
3.      Apabila dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode, perkembangan yang lain, maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam periode-periode perkembangan lainnya di seluruh kehidupan manusia.
4.      Waktu ini adalah waktu di mana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang, menentukan sikap terhadapnya; jelasnya, dimana orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan datang. Siikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara-cara mereka akan menghadapi dia, terutama dalam tahun-tahun pembuntukan dirinya, ialah tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan cara-cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2.2 Konsepsi Awal Kehidupan Periode Pranatal
             Kehidupan dimulai pada saat pembuahan ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak : ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoon (jamak : spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir. [2]
            Sel sel kelamin pria dan wanita diperkembangkan dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang disebut spermatozoa (tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam gonad pria yang dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova (tunggal: ovum) dihasilkan dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian awal pralahir terpusat sekitar asal kehidupan daripada perkem-bangan anak yang belum lahir. Sebelum dapat mulai hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkembangan yaitu:
  1.  Maturasi (Pematangan)
Pematangan adalah proses pengurangan kromosom melalui pembelahan sel. Dalam waktu maturasi, terdapat pembagian daripada sel-sel. Sel-sel yang telah matang mempuntai 23 kromosom. Sel yang telah matang disebut sel haploid. Sel sel kelamin pria maupun wanita harus menjadi matang dahulu sebelum dapat bersatu untuk membentuk individu baru. Maturasi dari sel sel kelamin telah tercapai kematangan sex, yang telah terjadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam spermatozoon, pada waktu maturasi, terjadi empat sel baru, masing-masing dapat membuahi satu ovum. Dalam hal pembagian ovum, mula-mula dari ovum itu dibentuk satu polar body yang lebih kecil ukurannya daripada ovum. Kemudian ovum ini dapat membagi diri lagi, sehingga terbentuk satu ovum baru dan satu polar body lagi.
Polar body yang telah terbentuk pertama kali kali terjadi, membagi dirinya pula menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum akhirnya terbentuk sebuah ovum baru dan tiga polar body. Polar body ini tidak dapat dibuahi, hanya ovumlah yang dapat dibuahi. Bilamana ovum tidak dibuahi akan meninggalkan badan dengan haid atau menstruasi. [3]
2.      Ovulasi
Yang dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum yang matang dari ovarium. Di dalam ovarium seorang wanita diperkirakan ada kurang lebih 30000 ova, yang belum matang bilamana seorang anak wanita mencapai kematangan seksual. Hanya kurang 400 ova yang matang dalam periode reproduktif wanita, yaitu kira-kira umur 13 tahun sampai 50 tahun. Ovum yang matang dihasilkan oleh dua ovarium berganti-ganti. Dalam keadaan menstruasi yang normal,  ovulasi terjadi antara hari yang ke 14 dan ke 17 sesudah permulaan menstruasi yang baru terjadi.

3.      Fertilisasi
Fertilisasi terjadi ketika ovum berada di dalam tuba falopi. Fertilisasi terjadi tidak lama setelah ovum sampai di tuba. Hanya sebuah spermatozoon dapat membuahi sebuah ovum.
Ada 3 hal penting yang behubungan dengan fertilisasi, yaitu:
a.       Pada waktu ovum dibuahi oleh spermatozoon, sifat sifat warisan dari individu yang baru ditentukan
b.      Pada waktu ini juga jenis kelamin ditentukan
c.      Apakah individu yang akan terjadi akan merupakan individu yang tunggal  atau akan terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian kejadian pada waktu adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi anak kembar.
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah menembus dinding sel telur ibu. Setelah itu, akan terjadi proses mitosis. Dalam proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel. Secara bertahap kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi khusus, misalnya sebagai bagian dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem sirkulasi darah.

2.3 Perkembangan Periode Pranatal
                Pada banyak perempuan, tanda pertama yang jelas dari kehamilan adalah periode menstruasi yang hilang. Bahkan sebelum periode kehilangan pertama, tubuh perempuan hamil mengalami perubahan yang halus, tapi nyata walaupun tanda-tanda ini tidaklah unik untuk kehamilan, perempuan yang mengalami satu atau lebih mungkin berharap untuk membawa pulang tes kehamilan atau mencari konfirmasi medis bahwa dia hamil.
Selama kehamilan, periode antara pembuahan dan kelahiran, anak yang belum lahir mengalami proses perkembangan dramatis. Kisaran normal untuk kehamilan adalah antara 37 dan 41 minggu.Usia kehamilan biasanya dari hari pertama siklus menstruasi terakhir seorang ibu hamil.
Dalam bagian ini kami menyelidiki proses kehamilan atau perkembangan pranatal dan diskusi faktor lingkungan yang dapat berdampak pada perkembangan pembentukan manusia.[4]
Tahap-Tahap Perkembangan Pranatal
Perkembangan pranatal berada dalam tiga tahap yaitu: Germinal, Embrionik, Fetal.
  1. Tahap Germinal
Germinal atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode nutfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira berlangsung 2 minggu pertama sejak pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang dinamakan pembuahan. Saat itu sel sperma bergabung dengan sel telur yang kemudian menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang disebut blastokis. setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis ini mengapung dan berpsoses di sepanjang tuba falopi da zigot terbagi menjadi lebih kompleks dan tertanam didalam dinding rahim.

Tahap-tahap germinal :
1.      Dua pekan pertama setelah pembuahan.
2.      Telur yang baru saja dibuahi disebut zigot.
3.      Terjadi pembelahan sel secara cepat dalam zigot melalui proses mitosis.
4.      Zigot berisi blastosis, yang menjadi embrio, dan trofoblas, lapisan luar sel yang menyediakan nutrisi bagi embrio.
5.      Akhirnya, 10-14 hari setelah pembuahan zigot tertanam di dalam dinding rahim.[5]

  1. Tahap Embrionik
Yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini dimulai dri 2 minggu sampai 8 minggu yang ditandai dengan perubahan organ utama dan system fisiologis. Ukuran panjangnya sekitar 1 inci. Dalam tahap ini juga terdapat tiga sarana yang membantu perkembangan struktur anak yaitu kantong amniotic, plasenta, dan tali pusar.
Tahap-tahap Embrionik :
1.      Dua hingga delapan pekan setelah pembuahan.
2.      Dimulai setelah blastosis tertanam di dalam dinding rahim.
3.      Diferensiasi sel semakin intensif dan organ-organ terbentuk.
4.      Embrio memiliki tiga lapisan:
-          Endoderma: lapisan dalam yang berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan.
-          Ektoderma: lapisan luar yang berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor indrawi dan kulit, rambut, dan kuku.
-          Mesoderma: lapisan tengah yang berkembang menjadi sistem peredaran darah, tulang, otot, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
5.      Embrio dilindungi oleh amnion, suatu kantung yang berisi cairan amniotik tempat embrio mengapung. Secara bersama-sama amnion dan cairan amniotik memberikan lingkungan dengan suhu terkendali dan tahan guncangan.
6.      Tali pusar berisi dua arteri dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan plasenta.
7.      Plasenta berisi jaringan-jaringan dimana pembuluh-pembuluh darah ibu dan janin berjalinan namun tidak menyatu. Oksigen, air, makanan, dan garam disalurkan dari aliran darah ibu ke embrio, dan produk –produk buangan disalurkan dari embrio ke ibu. Hanya molekul-molekul kecil yang dapat melewati penghalang plasenta; banyak substansi berbahaya seperti bakteri yang terlalu besar ukurannya untuk dapat masuk ke aliran darah janin.
8.      Organ-organ utama terbentuk dalam periode ini dan karenanya paling rentan terhadap berbagai teratogen pada tahap ini.[6]

  1. Tahap Fetal
Tahap ini dimuli sejak usia 9 minggu sampai lahir. Setelah 8 minggu kehamilan embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam tahapan ini ciri-ciri fisik orang dewasa mulai terlihat jelas. Pada tahap inci panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya ¾ ons yang spontan dapat menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan jantungnya mulai berdenyut.

Tahap-tahap fetal :
1.      Dimulai dua bulan setelah pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh bulan.
2.      Organisme kini disebut fetus.
3.      Fetus bergerak aktif, menggerakkan lengan dan kaki, dan mem-buka serta menutup mulut.
4.      Fitur-fitur wajah dapat dibedakan dan genital dapat dide-finisikan berjenis laki-laki atau perempuan.
5.      Pada akhir bulan keempat terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah dan ibu mulai merasakan gerakan bayi didalam kandungannya.
6.      Aktivitas meningkat selama bulan kelima dan tampak pre-ferensi untuk posisi-posisi tertentu.
7.      Refleks genggam berkembang pada akhir bulan keenam dan muncul gerakan pernapasan yang tidak teratur.
8.      Pada bulan ketujuh fetus telah dapat hidup, namun akan mem-butuhkan bantuan pernapasan jika lahir pada saat ini.
9.      Dalam dua bulan terakhir perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak berkembang dan keberfungsian organ meningkat.[7]
            Perkembangan otak
1.      Sistem syaraf mulai berkembang 18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan tuba syaraf.
2.      Setalah tuba syaraf menutup pada selkitar pekan kelima, pertumbuhan masif neuron-neuron baru yang belum matang mulai terjadi.
3.      Neurogenesis ini terus berlanjut selama periode pranatal.
4.      Pada puncak neurogenesis sekitar 200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
5.      Sekitar 6-24 pekan setelah pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah otak mulai terbentuk melalui migrasi neuron.
6.      Setelah suatu sel mencapai tujungan akhirnya, sel tersebut akan mema-tangkan diri dan mengembangkan struktur yang lebih kompleks.
7.      Pada 23 pekan koneksi-koneksi antara neuron-neuron yang terbentuk, suatu proses yang berlanjut pasca kelahiran.
8.      Pada saat dilahirkan, bayi memiliki sekitar 100 miliar neuron.[8]

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Periode Pranatal
            Ada dua faktor yang mempengaruhi periode prenatal, yaitu: faktor dari pihak ibu (maternal) dan faktor dari pihak ayah (paternal).
Karena lingkungan pranatal adalah tubuh ibu, hampir semua yang mempengaruhi kesejahteraannya, mulai dari pola makan sampai mood, dapat mengubah lingkungan janinnya dan mempengaruhi pertumbuhan.
    1. Faktor dari pihak ibu (maternal)
  1. Berat badan ibu
Perempuan hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500 tambahan kalori dalam sehari, termasuk ekstra protein. Perempuan dengan berat badan normal dan bentuk tubuh yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang memiliki komplikasi kelahiran atau membesarkan anak yang memiliki berat badan berbahaya yang rendah atau berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga ibu-ibu di Amerika Serikat yang mencapai lebih atau kurang dari jumlah yang direkomendasikan.Terlalu banyak ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat beresiko. Jika seorang perempuan tidak memiliki berat badan yang cukup, bayinya cenderung menderita hambatan pertimbuhan di dalam rahim, lahir prematur, mengalami distres selama proses persalinan dan kelahiran atau meninggal saat mendekati lahir. Beberapa penelitia telah menunjukkan bahwa terbatasnya kalori ibu selama kehamilan mungkin menempatkan anak dalam resiko obesitas nantinya, mungkin dengan pengaturan meta-bolisme meraka menjadi hemat.Seorang perempuan yang me-miliki kelebihan berat badan yang banyak beresiko memiliki bayi yang besar yang saat kelahiran membutuhkan persalinan induksi ataupun operasi saesar.

  1. Kurang gizi
              Kurang gizi pada pranatal dapat memiliki dampak jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat, banyak orang lahir dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya habis, 10 kali lebih mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada individu-individu yang lahir dibagian lain dari tahun tersebut.
              Sangatlah penting untuk mengidentifikasikan kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat diberikan tindakan. Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi suplemen makanan cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap bayi dan perempuan tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi supleman zat besi cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347 masyarakat Meksiko, perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen makanan ketika hamil atau menyusui cenderung memilki bayi yang tumbuh dengan cepat dan kurang mungkin terkena anemia.
  1.  Aktifitas fisik dan pekarjaan berat
            Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina Barat, perempuan disarankan untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7 bulan pertama kehamilan, ketika perkembangan janin dipikir dapat menjadi lemah, tetapi untuk memulai pekerjaan rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong kelahiran agar lancar. Olahraga rutin menghindari sembelit dan meningkatkan pernapasan, sirkulasi tonus otot, elastisitas kulit, semuanya berkontrubusi pada kenyamanan kehamilan, mempermudah kelahiran, dan kelahiran aman.
  1.  Penyakit pada ibu
           Perspektif  bahwa kedua orang tua harus menghin dari semua infeksi influenza umum, pilek, flu, saluran kemih, infeksi vagina, begitu juga dengan infeksi menular seksual. Jika ibu se-cara pasti telah memiliki infeksi, dia harus mendapat pengobatan secapatnya.
           Suatu infeksi yang disebut toksoplasma, disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi, domba, babi, dan di da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau tanpa gejala seperti pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua dan ketiga kehamilan, hal ini dapat menyababkan kerusakan otak yang fatal, penglihatan terganggu yang parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika bayi selamat mungkin akan banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk infeksi mata, kehilangan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan dengan antiparasit saat tahun pertama kehidupan dapat menurunkan otak dan mata. Untuk menghindari infeksi, calon ibu sebaiknya tidak makan makanan mentah atau seminimal mungkin daging mentah, harus mencuci tangan dan semua yang ada dipermukaan setelah menyentuh daging tidak menggali taman tempat kotoran kucing yang mungkin dikubur. Perempuan yang memiliki kucing harus memiliki cek terhadap penyakit ini, tidak member makan kucing bahan-bahan mentah dan jika menginginkan harus orang lain yang membersihkan tempat sampah.
  1.  Usia ibu
      Meskipun sebagian besar resiko pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada bayi yang lahir dari ibu yang lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau lahir mati meningkat terkait usia ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90 persen untuk perempuan usia 45 tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai 35 tahun cenderung lebih menderita komplikasi terkait dengan diabetes, tekanan darah tinggi atau pendarahan parah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran prematur, pertumbuhan janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kromosom, misal Sindrom Down.Walaupun begitu, berdasar pantauan yang kuas diantara calon ibu berusia tua, bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
      Ibu yang berusia remaja cenderung memiliki bayi prematur atau berat lahir rendah, mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang mengalami gizi vital yang dibutuhkan janin. Bayi baru lahir dari ibu muda ini ber-ada dalam resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disabilitas, dan masalah kesehatan.[9]
  1. Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
      Bahan-gahan kimia yang terdapat dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada edaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
      Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomide selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
.                 Wanita pecandu alkohol, dan tetap meminumnya ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal Alcohol Shindrome, FAS), yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
      Merokok ketika hamil dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna resiko aborsi spontan, kelahiran prematur, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
g.       Keadaan dan ketegangan pada emosi ibu
      Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar menga-lami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di-bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik. [10]

    1. Faktor dari pihak ayah (paternal)
Laki-laki yang terpapar timbal, ganja, rokok tembakau, alkohol, dalam jumlah besar atau radiasi, DES, pestisida, tingkat ozon yang tinggi dapat menghasilkan abnormal atau kualitas sperma yang jelek.
            Laki-laki yang merokok telah meningkatkan kemungkinan transmisi abnormalitas genetis. Ayah berusia lanjut mungkin merupakan sumber sig-nifikan dari kelahiran cacat berdasarkan kerusakan atau deteriorisasi sperma. [11]















[1] Paul Henry Mussen; Jhon Janeway Conger; Jerome Kagan; Aletha Caro Huston, Perkembangan dan Kepribadian Anak (Jakarta: Erlangga, 1984), hlmn. 45.
[2] Agus Dharma, S.H., M.Ed., Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. (Jakarta: Erlangga,1997). hlmn. 53.
[3] Drs.Soesilowindradini,  Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). (Surabaya : Usaha Nasional), hlmn.41.
[4] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004). hlmn. 82.
[5] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004). hlmn. 84.
[6] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004). hlmn.87
[7] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004). hlmn 89
[8] Penney Upton, Psikologi perkembangan. (Jakarta: Erlangga, 2012).  hlmn. 34.
[9] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004). hlmn. 90-98.
[10] Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).  hlmn. 83.
[11] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta: Salemba Humanika, 2004), hlmn. 111.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar