BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses
perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan
selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai
sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan
kemudian meninggal.
Masa
pranatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu. Namun,
banyak masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan
perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan
ini, kebanyakan dari mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan
psikologis anak pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan
pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Melihat
keadaan masyarakat yang demikian, tentu sangat perlu untuk segera diluruskan.
Inilah yang menyebabkan perkembangan masa pranatal perlu untuk dipelajari.
Terutama yang perlu dipelajari yaitu tahapan selama masa pranatal, pengaruhnya
terhadap tingkah laku sesudah dilahirkan, serta pendidikan yang baik selama
masa pranatal.
1.2 Rumusan
Masalah
1
Apakah
yang dimaksud dengan arti masa pranatal?
2
Bagaimana
konsepsi awal kehidupan periode pranatal?
3
Bagaimana perkembangan kehidupan periode
pranatal ?
4
Apa
saja faktor yang mempengaruhi periode pranatal?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini dapat dilihat sebagai berikut :
- Memenuhi tugas guru mata kuliah
Psikologi Perkembangan
- Menambah referensi mengenai
masa perkembangan Pranatal
- Mengetahui cirri perkembangan
masa pranatal
- Mendalami
pengetahuan tentang perkembangan masa pranatal
1.4
Manfaat
1.
Bagi
penulis dapat dijadikan ilmu tentang perkembangan masa pranatal.
2
Bagi
guru dapat dijadikan pemahaman bahwa kepribadian siswa merupakan implikasi dari
hasil perkembangan masa pranatal.
3
Bagi
orang tua agar memahami serta dapat melakukan tindakan yang tepat saat
menghadapi perkembangan masa pranatal.
4
Bagi
pembaca diharapkan dapat memberikan masukan bagi yang berkepentingan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Masa Pranatal
Periode prenatal atau masa sebelum
lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.
Di lihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode
perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah
dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu
Periode
pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode
yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya
bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan
masa dimana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat
mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu
perkembangan.
Penting
untuk memahami tahap-tahap perkembangan pranatal sehingga kita dapat mengetahui
efek-efek psikologis yang dapat terjadi jika perkembangan ini tidak berjalan
dengan baik. Namun, meski kita perlu mengetahui apa yang terjadi dalam
tahap-tahap utama perkembangan pranatal, kita juga harus ingat bahwa kita
sedang mempelajari psikologi, bukan fisologi. Oleh karna itu, penting untuk memikirkan
tentang dampak jangka panjang pengalaman-pengalaman pranatal pada perkembangan
sosial, emosional, dan psikologis di kemudian hari. Karena alasan ini, fokus
perkembangan pranatal dalam psikologis cenderung pada bagaimana perkembangan
dapat di pengaruhi secara negatif oleh teratogen dan konsekuensi-konsekuensi
jangka pendek dan panjang bagi perkembangan anak.
Merupakan
hal yang janggal jika kita mengatakan bahwa perkembangan dimulai pada saat
pembuahan, tetapi kita menghitung umur seseorang dari saat ia dilahirkan.
Seolah-olah kita menganggap kejadian sebelum kelahiran kurang penting.
Lingkungan di mana bayi yang belum dilahirkan itu tumbuh mempunyai pengaruh
yang besar pada perkembangan selanjutnya, baik secara fisik maupun psikis. [1]
Walaupun
masa pranatal ini relatif pendek, akan tetapi penting karena 4 hal, yaitu :
1. Segala
sesuatu yang didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya,
ditetapkan pada masa ini.
2.
Keadaan-keadaan yang menguntungkan di dalam badan ibu dapat memelihara
perkembangan dari potensi-potensi yang di dapatkan dari wa-risan, sedangkan
keadaan-keadaan yang kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola
perkembangan yang akan datang.
3. Apabila
dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode, perkembangan yang lain,
maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak
dari pada di dalam periode-periode perkembangan lainnya di seluruh kehidupan
manusia.
4. Waktu
ini adalah waktu di mana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang,
menentukan sikap terhadapnya; jelasnya, dimana orang tua menentukan sikapnya
terhadap bayi yang akan datang. Siikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cara-cara mereka akan menghadapi dia, terutama dalam tahun-tahun
pembuntukan dirinya, ialah tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan
cara-cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2.2
Konsepsi Awal Kehidupan Periode Pranatal
Kehidupan
dimulai pada saat pembuahan ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum
(jamak : ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoon (jamak :
spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir. [2]
Sel sel kelamin pria dan wanita
diperkembangkan dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang
disebut spermatozoa (tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam gonad pria yang
dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova (tunggal: ovum) dihasilkan
dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian
awal pralahir terpusat sekitar asal kehidupan daripada perkem-bangan anak yang
belum lahir. Sebelum dapat mulai hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing
individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkembangan yaitu:
- Maturasi
(Pematangan)
Pematangan
adalah proses pengurangan kromosom melalui pembelahan sel. Dalam waktu
maturasi, terdapat pembagian daripada sel-sel. Sel-sel yang telah matang
mempuntai 23 kromosom. Sel yang telah matang disebut sel haploid. Sel sel
kelamin pria maupun wanita harus menjadi matang dahulu sebelum dapat bersatu
untuk membentuk individu baru. Maturasi dari sel sel kelamin telah tercapai
kematangan sex, yang telah terjadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam
spermatozoon, pada waktu maturasi, terjadi empat sel baru, masing-masing dapat
membuahi satu ovum. Dalam hal pembagian ovum, mula-mula dari ovum itu dibentuk
satu polar body yang lebih kecil ukurannya daripada ovum. Kemudian ovum ini
dapat membagi diri lagi, sehingga terbentuk satu ovum baru dan satu polar body
lagi.
Polar
body yang telah terbentuk pertama kali kali terjadi, membagi dirinya pula
menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum akhirnya terbentuk sebuah ovum
baru dan tiga polar body. Polar body ini tidak dapat dibuahi, hanya ovumlah
yang dapat dibuahi. Bilamana ovum tidak dibuahi akan meninggalkan badan dengan
haid atau menstruasi. [3]
2.
Ovulasi
Yang
dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum yang matang dari ovarium. Di dalam
ovarium seorang wanita diperkirakan ada kurang lebih 30000 ova, yang belum
matang bilamana seorang anak wanita mencapai kematangan seksual. Hanya kurang
400 ova yang matang dalam periode reproduktif wanita, yaitu kira-kira umur 13
tahun sampai 50 tahun. Ovum yang matang dihasilkan oleh dua ovarium
berganti-ganti. Dalam keadaan menstruasi yang normal, ovulasi terjadi
antara hari yang ke 14 dan ke 17 sesudah permulaan menstruasi yang baru terjadi.
3.
Fertilisasi
Fertilisasi
terjadi ketika ovum berada di dalam tuba falopi. Fertilisasi terjadi tidak lama
setelah ovum sampai di tuba. Hanya sebuah spermatozoon dapat membuahi sebuah
ovum.
Ada
3 hal penting yang behubungan dengan fertilisasi, yaitu:
a.
Pada waktu ovum dibuahi oleh spermatozoon, sifat sifat warisan dari individu
yang baru ditentukan
b. Pada
waktu ini juga jenis kelamin ditentukan
c. Apakah
individu yang akan terjadi akan merupakan individu yang tunggal atau akan
terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian kejadian pada waktu
adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi anak kembar.
Perkembangan
setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah menembus dinding sel
telur ibu. Setelah itu, akan terjadi proses mitosis. Dalam proses ini sel telur
yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel. Secara bertahap
kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi khusus, misalnya sebagai bagian
dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem sirkulasi darah.
2.3
Perkembangan Periode Pranatal
Pada
banyak perempuan, tanda pertama yang jelas dari kehamilan adalah periode
menstruasi yang hilang. Bahkan sebelum periode kehilangan pertama, tubuh
perempuan hamil mengalami perubahan yang halus, tapi nyata walaupun tanda-tanda
ini tidaklah unik untuk kehamilan, perempuan yang mengalami satu atau lebih
mungkin berharap untuk membawa pulang tes kehamilan atau mencari konfirmasi
medis bahwa dia hamil.
Selama
kehamilan, periode antara pembuahan dan kelahiran, anak yang belum lahir
mengalami proses perkembangan dramatis. Kisaran normal untuk kehamilan adalah
antara 37 dan 41 minggu.Usia kehamilan biasanya dari hari pertama siklus
menstruasi terakhir seorang ibu hamil.
Dalam
bagian ini kami menyelidiki proses kehamilan atau perkembangan pranatal dan
diskusi faktor lingkungan yang dapat berdampak pada perkembangan pembentukan
manusia.[4]
Tahap-Tahap Perkembangan Pranatal
Perkembangan
pranatal berada dalam tiga tahap yaitu: Germinal, Embrionik, Fetal.
- Tahap Germinal
Germinal atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum
atau periode nutfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira
berlangsung 2 minggu pertama sejak pertemuan antara sel sperma laki-laki dan
sel telur perempuan yang dinamakan pembuahan. Saat itu sel sperma bergabung
dengan sel telur yang kemudian menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut
zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang disebut blastokis.
setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat
terjadinya pembelahan, blastokis ini mengapung dan berpsoses di sepanjang tuba
falopi da zigot terbagi menjadi lebih kompleks dan tertanam
didalam dinding rahim.
Tahap-tahap germinal :
1.
Dua pekan pertama setelah pembuahan.
2.
Telur yang baru saja dibuahi disebut zigot.
3.
Terjadi pembelahan sel secara cepat dalam zigot melalui proses mitosis.
4.
Zigot berisi blastosis, yang menjadi embrio, dan trofoblas, lapisan luar sel
yang menyediakan nutrisi bagi embrio.
5.
Akhirnya, 10-14 hari setelah pembuahan zigot tertanam di dalam dinding rahim.[5]
- Tahap Embrionik
Yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini
dimulai dri 2 minggu sampai 8 minggu yang ditandai dengan perubahan organ utama
dan system fisiologis. Ukuran panjangnya sekitar 1 inci. Dalam tahap ini juga
terdapat tiga sarana yang membantu perkembangan struktur anak yaitu kantong
amniotic, plasenta, dan tali pusar.
Tahap-tahap
Embrionik :
1.
Dua hingga delapan pekan setelah pembuahan.
2.
Dimulai setelah blastosis tertanam di dalam dinding rahim.
3.
Diferensiasi sel semakin intensif dan organ-organ terbentuk.
4.
Embrio memiliki tiga lapisan:
-
Endoderma: lapisan dalam yang berkembang menjadi sistem pencernaan dan
pernapasan.
-
Ektoderma: lapisan luar yang berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor indrawi
dan kulit, rambut, dan kuku.
-
Mesoderma: lapisan tengah yang berkembang menjadi sistem peredaran darah,
tulang, otot, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
5.
Embrio dilindungi oleh amnion, suatu kantung yang berisi cairan amniotik tempat
embrio mengapung. Secara bersama-sama amnion dan cairan amniotik memberikan
lingkungan dengan suhu terkendali dan tahan guncangan.
6.
Tali pusar berisi dua arteri dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan
plasenta.
7.
Plasenta berisi jaringan-jaringan dimana pembuluh-pembuluh darah ibu dan janin
berjalinan namun tidak menyatu. Oksigen, air, makanan, dan garam disalurkan
dari aliran darah ibu ke embrio, dan produk –produk buangan disalurkan dari
embrio ke ibu. Hanya molekul-molekul kecil yang dapat melewati penghalang
plasenta; banyak substansi berbahaya seperti bakteri yang terlalu besar
ukurannya untuk dapat masuk ke aliran darah janin.
8.
Organ-organ utama terbentuk dalam periode ini dan karenanya paling rentan
terhadap berbagai teratogen pada tahap ini.[6]
- Tahap Fetal
Tahap ini dimuli sejak usia 9 minggu sampai lahir. Setelah 8
minggu kehamilan embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam tahapan ini
ciri-ciri fisik orang dewasa mulai terlihat jelas. Pada tahap inci panjang
janin kira-kira 3 inci dan beratnya ¾ ons yang spontan dapat menggerakkan
kepala, tangan, kaki, dan jantungnya mulai berdenyut.
Tahap-tahap fetal :
Tahap-tahap fetal :
1.
Dimulai dua bulan setelah pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh
bulan.
2.
Organisme kini disebut fetus.
3.
Fetus bergerak aktif, menggerakkan lengan dan kaki, dan mem-buka serta menutup
mulut.
4.
Fitur-fitur wajah dapat dibedakan dan genital dapat dide-finisikan berjenis
laki-laki atau perempuan.
5.
Pada akhir bulan keempat terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah
dan ibu mulai merasakan gerakan bayi didalam kandungannya.
6.
Aktivitas meningkat selama bulan kelima dan tampak pre-ferensi untuk
posisi-posisi tertentu.
7.
Refleks genggam berkembang pada akhir bulan keenam dan muncul gerakan
pernapasan yang tidak teratur.
8.
Pada bulan ketujuh fetus telah dapat hidup, namun akan mem-butuhkan bantuan
pernapasan jika lahir pada saat ini.
9.
Dalam dua bulan terakhir perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak
berkembang dan keberfungsian organ meningkat.[7]
Perkembangan
otak
1.
Sistem syaraf mulai berkembang 18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan
tuba syaraf.
2.
Setalah tuba syaraf menutup pada selkitar pekan kelima, pertumbuhan masif
neuron-neuron baru yang belum matang mulai terjadi.
3.
Neurogenesis ini terus berlanjut selama periode pranatal.
4.
Pada puncak neurogenesis sekitar 200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
5.
Sekitar 6-24 pekan setelah pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah
otak mulai terbentuk melalui migrasi neuron.
6.
Setelah suatu sel mencapai tujungan akhirnya, sel tersebut akan mema-tangkan
diri dan mengembangkan struktur yang lebih kompleks.
7.
Pada 23 pekan koneksi-koneksi antara neuron-neuron yang terbentuk, suatu proses
yang berlanjut pasca kelahiran.
8.
Pada saat dilahirkan, bayi memiliki sekitar 100 miliar neuron.[8]
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Periode Pranatal
Ada dua faktor yang mempengaruhi
periode prenatal, yaitu: faktor dari pihak ibu (maternal) dan faktor dari pihak
ayah (paternal).
Karena
lingkungan pranatal adalah tubuh ibu, hampir semua yang mempengaruhi
kesejahteraannya, mulai dari pola makan sampai mood, dapat mengubah lingkungan
janinnya dan mempengaruhi pertumbuhan.
- Faktor dari pihak ibu (maternal)
- Berat badan ibu
Perempuan
hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500 tambahan kalori dalam sehari,
termasuk ekstra protein. Perempuan dengan berat badan normal dan bentuk tubuh
yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang memiliki komplikasi kelahiran
atau membesarkan anak yang memiliki berat badan berbahaya yang rendah atau
berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga ibu-ibu di Amerika Serikat
yang mencapai lebih atau kurang dari jumlah yang direkomendasikan.Terlalu banyak
ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat beresiko. Jika seorang perempuan
tidak memiliki berat badan yang cukup, bayinya cenderung menderita hambatan
pertimbuhan di dalam rahim, lahir prematur, mengalami distres selama proses
persalinan dan kelahiran atau meninggal saat mendekati lahir. Beberapa penelitia
telah menunjukkan bahwa terbatasnya kalori ibu selama kehamilan mungkin
menempatkan anak dalam resiko obesitas nantinya, mungkin dengan pengaturan
meta-bolisme meraka menjadi hemat.Seorang perempuan yang me-miliki kelebihan
berat badan yang banyak beresiko memiliki bayi yang besar yang saat kelahiran
membutuhkan persalinan induksi ataupun operasi saesar.
- Kurang gizi
Kurang gizi pada pranatal dapat memiliki dampak
jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat, banyak orang lahir
dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya habis, 10 kali lebih
mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada individu-individu yang lahir
dibagian lain dari tahun tersebut.
Sangatlah penting untuk mengidentifikasikan
kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat diberikan tindakan.
Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi suplemen makanan
cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap bayi dan perempuan
tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi supleman zat besi
cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347 masyarakat Meksiko,
perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen makanan ketika hamil
atau menyusui cenderung memilki bayi yang tumbuh dengan cepat dan kurang
mungkin terkena anemia.
- Aktifitas
fisik dan pekarjaan berat
Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina
Barat, perempuan disarankan untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7
bulan pertama kehamilan, ketika perkembangan janin dipikir dapat menjadi lemah,
tetapi untuk memulai pekerjaan rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong
kelahiran agar lancar. Olahraga rutin menghindari sembelit dan meningkatkan
pernapasan, sirkulasi tonus otot, elastisitas kulit, semuanya berkontrubusi
pada kenyamanan kehamilan, mempermudah kelahiran, dan kelahiran aman.
- Penyakit pada ibu
Perspektif bahwa kedua orang tua harus
menghin dari semua infeksi influenza umum, pilek, flu, saluran kemih, infeksi
vagina, begitu juga dengan infeksi menular seksual. Jika ibu se-cara pasti
telah memiliki infeksi, dia harus mendapat pengobatan secapatnya.
Suatu infeksi yang disebut toksoplasma,
disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi, domba, babi, dan di
da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau tanpa gejala seperti
pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua dan ketiga kehamilan,
hal ini dapat menyababkan kerusakan otak yang fatal, penglihatan terganggu yang
parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika bayi selamat mungkin akan
banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk infeksi mata, kehilangan pendengaran,
dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan dengan antiparasit saat tahun pertama
kehidupan dapat menurunkan otak dan mata. Untuk menghindari infeksi, calon ibu
sebaiknya tidak makan makanan mentah atau seminimal mungkin daging mentah,
harus mencuci tangan dan semua yang ada dipermukaan setelah menyentuh daging
tidak menggali taman tempat kotoran kucing yang mungkin dikubur. Perempuan yang
memiliki kucing harus memiliki cek terhadap penyakit ini, tidak member makan
kucing bahan-bahan mentah dan jika menginginkan harus orang lain yang
membersihkan tempat sampah.
- Usia ibu
Meskipun sebagian besar resiko pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada
bayi yang lahir dari ibu yang lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau
lahir mati meningkat terkait usia ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90
persen untuk perempuan usia 45 tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai
35 tahun cenderung lebih menderita komplikasi terkait dengan diabetes, tekanan darah
tinggi atau pendarahan parah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran prematur,
pertumbuhan janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kromosom, misal
Sindrom Down.Walaupun begitu, berdasar pantauan yang kuas diantara calon ibu
berusia tua, bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
Ibu yang berusia remaja cenderung memiliki bayi prematur atau berat lahir
rendah, mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang
mengalami gizi vital yang dibutuhkan janin. Bayi baru lahir dari ibu muda ini
ber-ada dalam resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disabilitas, dan
masalah kesehatan.[9]
- Pemakain bahan-bahan kimia oleh
ibu
Bahan-gahan kimia yang terdapat dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada
edaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan
janin.Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada
fisik maupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite.
Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu
yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan
perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide
tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu
menelan thalidomide selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan
lengan dan kaki janin.
.
Wanita pecandu alkohol, dan tetap meminumnya
ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan
bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal Alcohol
Shindrome, FAS), yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari
ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi
cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
Merokok ketika hamil dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna
resiko aborsi spontan, kelahiran prematur, dan sindrom kematian bayi yang
tinggi selama proses kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
g. Keadaan dan
ketegangan pada emosi ibu
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar menga-lami kesulitan medis dan melahirkan bayi
yang abnormal di-bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan
diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran
prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir
dan cacat fisik.
[10]
- Faktor dari pihak ayah
(paternal)
Laki-laki yang terpapar timbal, ganja,
rokok tembakau, alkohol, dalam jumlah besar atau radiasi, DES, pestisida,
tingkat ozon yang tinggi dapat menghasilkan abnormal atau kualitas sperma yang
jelek.
Laki-laki yang
merokok telah meningkatkan kemungkinan transmisi abnormalitas genetis. Ayah
berusia lanjut mungkin merupakan sumber sig-nifikan dari kelahiran cacat
berdasarkan kerusakan atau deteriorisasi sperma. [11]
[1]
Paul
Henry Mussen; Jhon Janeway Conger; Jerome Kagan; Aletha Caro Huston, Perkembangan
dan Kepribadian Anak (Jakarta: Erlangga, 1984), hlmn. 45.
[2]
Agus
Dharma, S.H., M.Ed., Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. (Jakarta:
Erlangga,1997). hlmn. 53.
[3]
Drs.Soesilowindradini,
Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). (Surabaya : Usaha
Nasional), hlmn.41.
[4]
Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004). hlmn. 82.
[5]
Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004). hlmn. 84.
[6]
Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004). hlmn.87
[7]
Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004). hlmn 89
[8]
Penney
Upton, Psikologi perkembangan.
(Jakarta: Erlangga, 2012). hlmn. 34.
[9]
Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami
Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004). hlmn. 90-98.
[10]
Samsunuwiyati
Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013). hlmn. 83.
[11]
Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004), hlmn. 111.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar